Postingan

TNI dan Politik

Gambar
  Samuel Huntington (1957), mengelompokkan tentara dalam kerangka relasi sipil-militer menjadi dua: tentara pretorian dan tentara profesional. Tentara pretorian, diilustrasikan, semacam tentara penakluk (warior), memiliki kekuasaan untuk menjalankan pemerintahan dan menentukan kebijakan-kebijakan politik. Sedangkan tentara profesional adalah tentara yang bekerja atas “panggilan suci”, mengabdi pada negara dengan tujuan memelihara kedaulatan negara (satu tugas pokok). Dalam konteks di Indonesia, relasi sipil-militer mengalami pasang surut. Juga keterlibatan militer dalam percaturan politik sering kali mengundang pro dan kontra di banyak kalangan. Malah, dalam sejarahnya, hubungan sipil-militer dalam panggung politik kerap di warnai ketegangan, drama dan tragedi. Peristiwa 17 Oktober 1952 dan peristiwa G 30 S adalah dua contoh peristiwa dramatis yang memperlihatkan bagaimana relasi sipil-militer dalam panggung politik Indonesia diwarnai tragedi. Ketika memasuki Orde Baru, militer men...

Mari Bertasbih Budaya "Lama" !

Gambar
  Ruang bertambah gelap. Gerhana bulan 31 Januari 2018 membasuh Indonesia. Riuh Pilkada serentak kian menyengat. Libido pertarungan kekuasaan makin meningkat. Ditambah Mentri Tjahjo Kumolo memunculkan dua nama perwira tinggi polisi aktif jadi Penjabat Gubernur (Jabar dan Sumut) menuai polemik. Coba kita simak juga, berita tentang mahalnya harga beras yang masih menghiasi media massa. Pun, kabar duka dari Provinsi Papua tentang kematian 70 orang suku Asmat akibat penyakit campak dan gizi buruk. Itulah beberapa fenomena sosial, politik, dan bencana kemanusiaan dalam ruang gelap ketika Indonesia terjerat gerhana yang gelap juga. Diberitakan change.org: “70 orang suku Asmat meninggal; 66 akibat campak dan 4 orang karena gizi buruk.” “Kuwera” seharusnya tak berhenti mengucurkan rezeki. Memanjakan dengan sandang, pangan dan papan yang melimpah sebagaimana keberlimpahan sumber alam mereka yang diwariskan untuk bangsa ini. Tapi, dalam gelap gerhana, ketika cahaya tak menyentuh kalbu, yang ...

Gayatri Cerbon itu Bernama Eva Nur Arovah: Sebuah Obituari

Gambar
  “Bahwa menerima kehilangan itu berat,  karena kami sudah begitu dekat, serupa kapas dengan kain saya kapas dalam kainnya” Ungkapan di atas memberi penggambaran bahwa kehilangan atas orang atau apa-apa yang kita cintai, kagumi, milikki memang menyedihkan sekaligus rumit diterima oleh manusia. Tentu itu manusiawi. Sebab semakin dekat kita dengan orang yang pergi atau meninggal, semakin besar pula rasa sedih yang dirasakan. Kematian adalah takdir. Kematian akan menyasar siapa saja dan kapan saja. Siapa pun tak bisa menolak ajal. “Ajal semakin akrab”, sebagaimana Sastrowadojo (J.J. Kusni, 2008) tuliskan pada salah satu puisinya: “Matahari akan direnggut malam ditenggelamkan ke hulu sungai atau laut. Bulan pasti dihalau matahari. Bulan dan matahari barangkali berdampingan di belahan kutub bumi sebagai suatu kekecualian. Tapi ajal tidak mengecualikan siapa pun”. Dalam menghadapi “ajal yang semakin akrab ini”, Chairil menjawab dengan lantang: “sekali berarti sudah itu mati”. Hidup ...

ROMAN MOMI KYOOSYUTU SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH LOKAL INDRAMAYU MASA PENDUDUKAN JEPANG

ABSTRAK Pembelajaran sejarah lokal memiliki peran sangat penting kaitannya dengan pendidikan karakter peserta didik. Melalui muatan materi sejarah lokal, para peserta didik dapat mengenal diri dan lingkungannya lebih dekat lagi, sehingga membuat pembelajaran sejarah lebih menyenangkan. Hal lain adalah banyak sekali nilai-nilai positif yang terkandung dari tiap-tiap peristiwa lokal sejarah untuk kemudian diinternlisasikan oleh para peserta didik. P ermasalahan pokok yang dibahas adalah “ Bagaimana pemanfaatan R oman Momi Kyoosyutu sebagai sumber belajar sejarah lokal Indramayu pada masa pendudukan Jepang?” Permasalahan itu kemudian dirumuskan ke dalam beberapa pertanyaan : (1) bagaimana pemanfaatan roman Momi Kyoosyutu sebagai sumber belajar sejarah?; (2); apa strategi yang digunakan dalam pembelajarannya?; (3) apa kendala-kendala yang dihadapi dalam penggunaan roman Momi Kyoosyutu sebagai sumber belajar sejarah? . Metode p enelitian menggunakan pendekatan kualitatif berupa deskr...