Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2017

Air dalam Budaya Nusantara

Oleh: Galun Eka Gemini Kemarin (22/03/17), saya membaca status bbm milik temanku, Pungkit Wijaya namanya. Ia tercatat sebagai Mahasasiswa Pascasarjana Program Religeous Studies – Universitas Islam Sunan Gunung Djati Bandung, sekaligus seorang penyair dan essais muda yang tulisannya seringkali dimuat dibeberapa media massa tersohor negeri ini seperti koran Pikiran Rakyat, Sindo, Media Indonesia misalnya. Dalam status bbm-nya, ia menuliskan kalimat: “Selamat Hari Air se-Dunia”. Seraya ia menyebutnya “air dapat merekam tingkah laku manusia, orang rasional pasti tidak akan percaya dari kekuatan air, terutama air do’a”. Titik. Sontak saat itu juga saya langsung bergegas ke bilik kerja (terinspirasi oleh pm BBM yang ditulisnya) untuk membuka laptop dan membuat tulisan tentang “air” sehubungan dengan isu aktual Peringatan Hari Air se-Dunia.     Tulisan ini juga dideduksi dari artikel Sang Begawan Budaya-filsuf, Jakob Sumardjo yang penulis baca. Berjudul “Budaya Air di Su...

PERUBAHAN SOSIAL DI BANDUNG 1810-1906: STUDI KASUS SEJARAH LOKAL BAGI PEMBELAJARAN SEJARAH SMA DI BANDUNG

Penulis: Galun Eka Gemini dan Hani Fitriani ABSTRAK Kota Bandung dikenal sebagai salah satu kota maju di Indonesia, selain sebagai ibu kota Provinsi Jawa Barat. Kemajuan kota tersebut sehingga tidak jarang memikat para kaum urban atau pelancong berbondong-bondong datang ke Kota Bandung untuk sekedar beradu nasib, mengenyam pendidikan, ataupun berwisata: alam, kuliner, trend fashion . Tapi siapa sangka di tengah kemajuan Bandung sebagai kota modern kalau dulunya berupa tanah leweng (hutan) yang sepi dari pemukiman. Pada perjalanannya, Bandung berhasil menjelma menjadi sebuah kota yang berkembang. Dengan kata lain, Bandung mengalami perubahan sosial hingga seperti sekarang ini. Perubahan Bandung terbagi ke dalam tiga tahap: t ahap pertama (1810-1864) perubahan sosial Bandung sebagai ibukota kabupaten; kedua sebagai ibukota keresidena n -merangkap ibukota kabupaten yang melandasi perubahan tahap dua (1864-884) ; dan sebagai pusat transfortasi kereta api “jalur barat” yang melan...